Tenggelamnya KMP Tunu Pratama di Selat Bali adalah tragedi maritim yang kembali menyisakan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Insiden ini, yang menelan korban jiwa, menyoroti kembali persoalan keselamatan transportasi laut yang krusial. Pencarian korban terus dilanjutkan oleh tim SAR gabungan, dengan beberapa jenazah telah ditemukan dan diserahkan kepada keluarga, membawa sedikit kelegaan di tengah duka.

Fokus utama saat ini adalah upaya evakuasi dan identifikasi korban. Tim penyelamat bekerja tanpa henti di lokasi tenggelamnya KMP Tunu Pratama, menghadapi tantangan arus deras dan kondisi bawah laut yang kompleks. Setiap penemuan jenazah menjadi titik terang dalam proses panjang ini, memberikan kesempatan bagi keluarga untuk memakamkan orang terkasih dengan layak.

Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama segera menarik perhatian Komisi V DPR RI. Mereka berencana memanggil Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk meminta penjelasan dan pertanggungjawaban terkait tragedi ini. Pertemuan ini diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti insiden dan mengevaluasi standar keselamatan operasional kapal.

Salah satu sorotan utama Komisi V DPR RI adalah banyaknya kapal tua yang masih beroperasi di perairan Indonesia. Mereka mempertanyakan kelayakan dan usia kapal-kapal tersebut, yang diduga menjadi faktor risiko penyebab kecelakaan. Tenggelamnya KMP Tunu Pratama menjadi peringatan keras untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh armada kapal penumpang di Indonesia.

Pemerintah melalui Kemenhub diharapkan dapat segera mengambil langkah konkret pasca-insiden. Pengetatan regulasi, inspeksi rutin yang lebih ketat, dan pemberian sanksi tegas bagi operator yang melanggar standar keselamatan adalah keharusan. Tujuannya adalah mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.

Bagi keluarga korban, proses pemulihan dan penanganan pasca-tragedi juga menjadi perhatian. Dukungan psikologis, bantuan finansial, dan kejelasan informasi mengenai investigasi sangat dibutuhkan. Pemerintah dan pihak terkait harus memastikan bahwa hak-hak korban dan keluarga terpenuhi dengan baik.

Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya keselamatan dalam perjalanan laut. Masyarakat diimbau untuk selalu memilih transportasi yang aman, memperhatikan kapasitas penumpang, dan tidak memaksakan diri jika kondisi tidak memungkinkan.

Pada akhirnya, tenggelamnya KMP Tunu Pratama adalah pengingat pahit akan perlunya reformasi serius dalam industri pelayaran nasional. Dengan investigasi transparan, tindakan tegas, dan komitmen pada peningkatan kualitas, diharapkan tidak ada lagi nyawa yang melayang sia-sia di lautan Indonesia.