Seorang siswi dilecehkan oleh seorang penjual batagor di sekitar lingkungan SMPN 3 Bandung pada Rabu siang, 7 Mei 2025, sekitar pukul 12.30 WIB. Peristiwa ini terjadi saat korban, yang diketahui berinisial AA (14 tahun), membeli batagor di gerobak pedagang yang biasa mangkal di dekat sekolahnya. Kronologi kejadian bermula ketika korban dan penjual batagor tersebut terlibat percakapan ringan sambil bercanda. Namun, tiba-tiba, penjual batagor yang diketahui bernama DS (35 tahun), melakukan tindakan tidak senonoh dengan sengaja meremas payudara korban beberapa kali.
Akibat tindakan siswi dilecehkan tersebut, korban mengalami syok dan ketakutan. Setelah kejadian, korban segera melaporkan peristiwa memilukan itu kepada guru BK (Bimbingan Konseling) di sekolahnya. Pihak sekolah yang menerima laporan tersebut langsung menghubungi orang tua korban dan segera menindaklanjuti kasus siswi dilecehkan ini dengan melaporkannya ke Polsek Bandung Wetan pada hari yang sama.
Kapolsek Bandung Wetan, Kompol Asep Nandang, saat dikonfirmasi pada Kamis pagi, membenarkan adanya laporan dugaan siswi dilecehkan tersebut. “Kami telah menerima laporan dari pihak sekolah dan orang tua korban terkait dugaan tindak pelecehan yang dialami seorang siswi SMP. Saat ini, kami sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut dan telah memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan,” ujar Kompol Asep Nandang. Pihaknya juga telah melakukan visum et repertum terhadap korban untuk mengumpulkan bukti-bukti medis.
Berdasarkan keterangan awal korban dan saksi-saksi, pelaku DS diduga melakukan tindakan pelecehan tersebut secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas. Pihak kepolisian saat ini tengah memburu pelaku yang melarikan diri setelah kejadian. “Kami akan segera menangkap pelaku dan memprosesnya sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegas Kompol Asep Nandang. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak main hakim sendiri dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.
Kasus siswi dilecehkan ini menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan sekolah dan orang tua siswa SMPN 3 Bandung. Pihak sekolah berjanji akan meningkatkan pengawasan di sekitar lingkungan sekolah dan memberikan pendampingan psikologis kepada korban. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan perlindungan terhadap anak-anak dari tindakan kejahatan seksual, serta perlunya peran aktif dari pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang anak.